Penyaluran Kredit Sumut Melambat Pada November

Arahpolitik – Penyaluran kredit BANK Indonesia di Sumatera Utara (Sumut) sudah melambat dari 11,11 persen, pada kuartal III pada Tahun 2022 sudah berkurang menjadi 6,41 persen pada Bulan November 2022.
Perlambatan tersebut disebabkan oleh menurunnya pertumbuhan kredit investasi yang sudah berkurang dan seiring dengan pola musiman periode pembayaran proyek korporasi oleh prinsipal yang mendorong pelunasan sebagian kredit.

“Pada Bulan November Tahun 2022 penyaluran kredit tersebut mencapai Rp255,1 triliun. Sedangkan yang ada di kuartal III Tahun2022 sudah mencapai mencapai Rp255,9 triliun. Pada Bulan November Tahun 2021 yang tercatat Rp239,7 triliun,” percakapan Kepala Kantor Perwakilan BI Sumatera Utara Doddy Zulverdi yaitu pada Kamis,28/12/2022.

Meski dengan demikian, kredit modal kerja atau kredit konsumsi masih mencatat pada peningkatan pertumbuhan pada November 2022. Sektor utama Sumut yaitu secara pertanian, industri pengolahan, dan konstruksi telah mengalami perlambatan pada pertumbuhan kredit, dan tetapi tidak dengan kredit perdagangan yang mencatat kenaikan.

Menurut risiko kredit perbankan relatif telah terjaga meskipun peningkatan pada NPL dari kuartal III tersebut pada tahun 2022 yaitu sebesar 2,46 persen dan menjadi 2,5 persen pada Bulan November 2022.
Namun tetap masih dalam batas wajar yaitu di bawah 5 persen. Dari sisi kredit, pada kredit modal kerja mencatat perbaikan risiko kredit, dan disusul oleh NPL kredit konsumsi yang terjaga stabil.

Perkirakan sejalan dengan upaya perbaikanyang berkualitas kredit

Hal ini Perkirakan sejalan dengan upaya perbaikanyang berkualitas kredit maupun debitur dan terdampak pada covid-19 dilakukan oleh pemerintah yang melalui restrukturisasi kredit yang mencapai -26 persen pada Bulan November 2022.
Pertumbuhan tersebut restrukturisasi pada kredit negatif dan seiring dengan telah terlewati puncak pertumbuhan pada triwulan I pada tahun2021.

Doddy menambahkan perekonomian di daerah Sumatera Utara pada Tahun 2022 yaitu diprakirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumya 2021 dengan rentangnya proyeksi 4,1 persen sampai 4,9 persen. pulihnya mobilitas dan membaiknya pada daya beli dan akan mendorong konsumsi masyarakat Indonesia.

“Tingginya harga-harga komoditas utamayaitu pada semester pertama serta program PEN juga diprakirakan dapat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada daerah Sumatera Utara tahun 2022 dan lebih tinggi dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Menurut Doddy, pertumbuhan ekonomi di daerah Sumatera Utara yang pada tahun 2023 mendatang akan diperkirakan bertahan meski masih kuat yakni berkisar pada 3,9 persen dan sampai dengan 4,7 persen.
Dari sisi pengeluaran, sebagai sumber perlambatan itu diperkirakan berasal dari kinerja net ekspor sebagai akibat dari perlambatan ekonomi di Indonesia.