Bukti PDIP Tak Kerdilkan Posisi Jokowi

Arahpolitik – Pakar Politik Universitas Airlangga dengan Unair Haryadi yang menilai, atas potongan video tersebut dan kalimat pidato tersebut dan Megawati Soekarnoputri dalam sebuah HUT yang ke-50 PDIP yaitu sebuah media sosial, yang cenderung mengarah upaya pembenturan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Semua yang telah dilakukan dengan lewat narasi yang di media massa partisan. dengan Seakan PDI Perjuangan pamer kuasa, kepada hadapan Presiden Jokowi. Bahkan yang beberapa pengamat media partisan itu yang menyatakan, kepada Presiden Jokowi, yang merupakan subordinat PDI Perjuangan,”yaitu kata Haryadi dalam keterangan tersebut, pada hari Sabtu (14/1).

Menurutl itu, telah terjadi karena ada yang mengambil kemanfaatan pidato secara Megawati untuk falsifikasi makna pada politik. dan Berbagai potongan video tersebut, dan kalimat media sosial atau media massa mencerminkan, tersebut yang betapa mani pulasi politik di pandang yang sebagai sarana pengaruh ideologis, yang spiritual dan psikologis kesadaran dan massa untuk memaksakan ide dan nilai tersebut; dengan pengaruh yang disengaja kepada opini publik dan perilaku politik yang untuk mengarahkan mereka dengan cara tertentu.

Haryadi secara dengan mengatakan, yang telah dilakukan Megawati yang merupakan pesan kekeluargaan yang akrab tentunya, dan layaknya Ibu kepada anak-anaknya tersebu, yaitu Dalam prosesi perayaan kepada HUT itu, justru yang dibelokkan makna untuk sebagai subordinasi PDIP terhadap kepada Jokowi.

Padahal, perlu kita pahami dan memang acara tersebut yang di maksudkan untuk sebagai perayaan di dalam sebuah keluarga besar atau masyarakat biasa. karena Sebab sejak awal yang didisain merupakan acara internal partai. dan Paling banyak yang di undang hadir level akar rumput yang pengurus ranting partai dan Satgas Cakra Buana. Karena itu dalam pimpinan partai politik yang merupakan level elite yang memang tak diundang. dan Bahkan level menteri di kabinet, yaitu dengan Presiden Joko Widodo pun tak semuanya akan diundang.

“Laiknya dalam sebuah keluarga, agar bisa lebih terbuka dalam berbicara. sebuah Pesan yaitu dalam sebagai keluarga besar adalah ciri khas Bu Mega untuk membangun sebuah internal political market dan militansi para kader,” ujarnya dia.

berpolitik demikian sudah terbukti membuahkan hasil

Secara berpolitik demikian sangat sudah terbukti membuahkan hasil. dan dimana Haryadi menjelaskan faktor yang secara membuat PDIP berhasil di Pemilu Tahun 1999. yang Selanjutnya, Pemilu Pada Tahun 2004 danTahun 2009 tersebyt dan PDIP gagal bahkan terlempar keluar dari kekuasaan.

Berikut dengan, kepada Pemilu Tahun 2014 dan Tahun 2019, PDIP yang merebut kembali atas kekuasaan tersebut. dan Kemenangan Pileg atau sekaligus Pilpres pada tahun 2014 dan Tahun 2019 itu, yang merupakan rekor baru dalamsebuah politik kepemiluan di Indonesia.

Faktor penentu dalam kemenangan dua kali yang berturutan adalah karena ada PDIP yang beruntung memiliki dua figur role dan model sekaligus pun, yaitu Megawati dan Jokowi.

“Kekuatan dua figur secara yang menjadi perekat identitas partai dengan begitu kuat. yang Sekaligus menjadi penentu atas kemenangan PDI, Perjuangan secara berturutan. potensi kekuatannya yang secara kelembagaan diperlemah kepada pemberlakuan sistem Pemilu proporsional yang terbuka,” urai Haryadi.

Jika bisa menelaah lebih dalam, sesungguh yang bukti di atas itu menguatkan betapa penting posisi Presiden Jokowi dalam point of view yang Megawati selaku Ketua Umum PDIP, yang tanpa melupakan atas kejelian Mega sebagai leader maker dalam jiwanya yang sebagai seorang negarawan.

Menurut Haryadi, hal tersebut terbukti dalam isi pidato telah Megawati di HUT. Dia menyebut bagian pidato secara yang dimaksud begini. “Sudah jelas kita adalah organisasi partai politik. yang Organisasi itu datang dari dari organ. Badan kita ini juga terdiri dari organ. kepada Ketua umum ada dimana? Pak Jokowi sebagai presiden dimana? Di sini kepala”, yang memikirkan rakyat. Kalau Pak Hasto dimana? Di sini (tunjuk dahi). Pikiranku yang kusampaikan sama Sekjen, minta berpikir bersama pengurus DPP. dan Kita semua ini organ. Anak ranting yang mungkin kuku. Gampang, kalau untuk ingat kalau Ibu pusing, dan tidak bisa berpikir, macet, yang kalian tidak bisa kerja. Jadi semua harus bonding, menyatu jadi saya instruksi jangan hanya sebagai kertas tetapi harus dijalankan.”