Aksi Pelemparan ke Bus Yang Membawa Persis Solo
Arahpolitik – Wali kota Solo, Gibran Rakabuming Raka marah dengan aksi oknum suporter yang melakukan pelemparan batu ke bus yang membawa squad Persis Solo usai pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia pekan ke-21 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Minggu (29/1).
Pengamat sepak bola nasional, Rikky A. Daulay menilai kemarahan Gibran sangat wajar dan bukan tanpa alasan, ia mencermati rentetan aksi kriminal oknum suporter dan masalah lainnya muncul, pangkalnya ada di PSSI yang kurang sigap mengatasi persoalan yang muncul.
Selin itu, sebagai kepala daerah, Gibran punya tanggungjawab untuk memastikan para pemain dan ofisial klub kebanggaan warga solo itu dalam keadaan baik dan aman.
Klub Kebanggaan Masyarakat Solo
“Wajar saja Gibran marah, karena memang itu klub kebanggaan khususnya masyarakat Solo. Dan beliau “Gibran Rakabuming Raka” adalah Walikota, Sebagai orang nomor satu di Kota Solo tentu merasa memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan pemain dan official klub Persis Solo. Menurut saya aksi Gibran masih wajar,” Tutur Rikky Daulay kepada Arahpolitik, Senin (30/1).
Mantan pemain Persikota Tangerang ini menuturkan, aksi-aksi kekerasan dalam sepak bola Indonesia belakangan ini tidak terlepas dari kekecewaan suporter sepak bola atas pengusutan kasus tragedi Kanjuruhan. Namun, Rikky Daulay tidak menutup kemungkinan ada faktor lain yang melatarbelakangi terjadinya aksi-aksi kekerasan oleh suporter.
“Memang salah satu isu yang muncul ke permukaan itu, bahwa ini rentetan dari ketidakpuasan suporter terhadap kasus tragedi Kanjuruhan. Tapi ini harus dibuktikan dulu, mungkin saja karena faktor yang lain,” ujarnya.
Rikky Daulay meminta aparat penegak hukum harus terbuka dalam pengusutan kasus Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang itu secara terbuka dan transparan, agar kepercayaan dan kepuasan suporter, masyarakat dan khususnya keluarga korban terpenuhi.
“Tetapi pengusutan kasus Kanjuruhan itu memang harus transparan dan dibuka ke publik, jangan terkesan pihak yang mengusut itu dicurigai tidak memiliki atensi yang khusus untuk kasus Kanjuruhan,” tegasnya.
Lanjut Rikky, kemarahan Gibran ini harus mendapat perhatian serius baik oleh PSSI maupun penegak hukum. Sebab, ini bisa jadi bom waktu yang akan membuat suasana sepak bola Indonesia semakin kacau jika tidak segera dituntaskan
“Statemen Gibran ini layak untuk mendapatkan perhatian dari penegak hukum untuk segera ditindaklanjuti,” Pungkas nya.
Rikky Daulay pun sepakat dengan Gibran bahwa aksi-aksi kekerasan dalam sepak bola Indonesia menjadi pekerjaan rumah bagi ketua umum PSSI yang baru. Karena jika aksi kekerasan ini tidak cepat diselesaikan, maka aksi ini bisa menjadi tradisi dalam sepak bola Indonesia.