Beras Impor 500 Ton Ditargetkan RI 15 Februari
Arahpolitik – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso untuk menargetkan pada beras impor yang sebanyak setengah juta ton atau sejumlah 500 ribu ton yang akan sampai di Indonesia pada 15 Februari 2023, secara akan langsung disalurkan kepada masyarakat. Selain itu, pihak yang juga membeli beberapa beras petani pada lokal saat panen raya tiba, di bulan Maret nantiknya.
“Sekarang sudah tinggal sisanya. untuk Kita alokasikan di 2023 pada bulan Januari-Februari, dan saya akan membatasi hingga 15 Februari, supaya tidak secara bertabrakan dengan masa panen,” ujar Buwasyang di Polda Banten, pada Jumat (10/2).
Buwas yang mengklaim impor beras dimana saat ini masik belum sampai ke Indonesia dan hanya tinggal sedikit. pada impor Beras sudah dari berbagai negara itu yang sedang dalam perjalanan untuk bersandar.
Dengan Proses pengiriman hingga bongkar muat dimana juga terkendala sebuah cuaca buruk yang di laut. dan Bahkan saat menurunkan beras yang dari kapal, cuaca masik bagus cerah, dimana akan jika turun hujan, pastiknya bisa merusakan kualitas beras impor.
“Ini sekarang yang masih ada sebagian kecil belum tiba, dan sudah keterlambatan dengan adanya pangkutan libur Nataru dan dengan cuaca,secara prosedur. dimana Belum lagi dengan membongkar, dimana cuaca harus cerah, dan kalau enggak itu nanti akan bermasalah, jadi banyak kendalanya. Tapi Inshaallah, pada bulan Februari pertengahan ini semua akan masuk dan langsung akan kita salurkan,” katanya.
pihak yang akan mengurusi pangan dan pertanian
Mantan Kabareskrim terseut menerangkan kalau sebuah tanggung jawab ketahanan pangan bukan hanya milik Bulog, tetapi kita perlu kerjasama yang secara berbagai pihak yang akan mengurusi pangan dan pertanian, agar dengan hasil padi bisa melimpah pada Indonesia swasembada pangan.
Pria yang sebelumya pernah menjabat sebagai Kepala BNN RI yaitu selama tiga tahun itu yang mengklaim terpaksa untuk mengimpor beras, karena dengan kondisi yang darurat. dengan Impor bahan pangan mayoritas warga Indonesia yang harus dilakukan lantaran produksi menurun telah dipengaruhi cuaca dan bencana alam di daerah dalam penghasil padi.
“Salah satunya kita yang tidak impor karena produksi beras yang perlu ditingkatkan. dan Sekaligus saya sampaikan, kita tidak harus dengan saling menyalahkan, tapi ayo kita untuk bekerja bagaimana untuk meningkatkan produksi itu, yang hasil pertanian padi, dimana lahan kita yang subur dan pasti bisa, untuk dalam satu kendalanya, pada cuaca, dan kondisi alam, atau anomali cuaca kemarin, dan belum lagi dengan bencana alamyaitu di beberapa wilayah produksi beras, pada sehingga itu otomatis akan berdampak dengan kuantitas dan produksinya.