Debat Ubah Sistem Pemilu Makin Panas
Arahpolitik – Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani elah membantah pada pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut Demokrat telah mengubah sistem di pemilu Tahun 2008 dimana demi menaikkan suara partai’üjarnya.
“Tuduhan Bung Hasto bahwa adanya karena ada perubahan disistem pemilu tersebut dalam Partai Demokrat yang memperoleh secara kenaikan hampir 300 persen. dengan Pernyataan itu hanya dikelirukan namun sudah ada juga menyesatkan,” kata Kamhar di dalam keterangan itu, pada Hari Minggu (19/2).
Menurut dengan kenaikan pada elektoral dalam partainya secara pada masa itu dikarenakan dimana rakyat masih sangat menghendaki dengan Susilo Bambang Yudhoyono secara melanjutkan dalam kepemimpinan untuk di periode kedua.
“Persentase atau perolehan pada suara Pak SBY dimana jauh di atas Partai Demokrat ini, artinya untuk capaian Partai Demokrat yang pada masa tersebut terkerek yang naik sebagai insentif dalam politik dengan rakyat yang mengetahui bahwa bahwa Demokrat dalam partainya Pak SBY akan menjadi sebuah kendaraan politik Pak SBY secara untuk maju lagi,” katanya.
Dengan mengatakan alasan pada Demokrat yang bersikukuh untuk mempertahankan sistem pemilu proporsional telah terbuka lantaran yang dinilai paling di demokratis. pada sistem tersebut, kata dia, dimana rakyat yang berdaulat telah menentukan wakilnya untuk di parlemen. pada Kamhar pun meminta pada Hasto lebih banyak untuk belajar tentang demokrasi.Dan Ia mengatakan di intisari demokrasi adalah sebuah kedaulatan rakyat.
“Parpol adalah salah satu pilar sebuah demokrasi yang menjadi alat untuk melayani kedaulatan pada rakyat. Bukan sebaliknya,untuk kedaulatan rakyat dikebiri dan untuk kepentingan dalam partai politik. dan Apalagi dibumbui dengan seolah-olah pada sistem pemilu proporsional akan terbuka menjadi sebuah pintu masuk oligarki,” katanya.
Demokrat Sentil Balik Hasto PDIP
Hasto dimana sebelumnya telah menjawab sentilan SBY untuk mempertanyakan apa dengan kegentingan untuk mengganti pada sistem Pemilu. SBY mempertanyakan ada urgensi untuk mengubah sistem proporsional pada pemilu dari terbuka dengan menjadi tertutup, dengan seiring Mahkamah Konstitusi dimana dalam waktu dekat kami akan mengeluarkan dalam putusan yang terkait dalam gugatan tersebut. Dan Hasto menyebut SBY lupa dengan dirinya pyang ernah mengganti pada sistem Pemilu pada Tahun 2008 silam'”ujarnya.
“Pak SBY kan tidak dengan memahami pada jas merah. Pak SBY telah lupa bahwa pada bulan Desember ini di tahun 2008,dimana dalam masa pemerintahan pada beliau, justru ada beberapa kader dalam Demokrat telah melakukan perubahan sistem proporsional dan tertutup dana menjadi terbuka secara melalui mekanisme pada judicial review ini,” kata Hasto kepada wartawan di Provinsi Kabupaten Lebak, Banten, pada Minggu (19/2).
Hasto mengatakan pada saat itu SBY sudah mengganti pada sistem pemilu dari yang terbuka menjadi yang tertutup hanya pada 4 bulan sebelum di Pemilu. Dia menyebut pada saat itu SBY telah mengubah sistem pemilu untuk demi meraup sebuah keuntungan dalam jangka pendek.