Kronologi Silicon Valley Bank Kolaps

Arahpolitik – Silicon Valley Bank, SVB, telah bangkrut pada Jumat (10/3) pada pagi waktu di Amerika Serikat, dalam Kronologi runtuhnya pada bank pemberi modal startup itu sudah terjadi usai perusahaan 48 jam yang mengalami krisis modal, secara Regulator California akhirnya telah menutup bank ini dan telah menempatkan di bawah kendali Federal yang Deposit Insurance Corporation, FDIC, secara sebagai pihak yang melikuidasi dalam aset-aset bank untuk membayar dana nasabah tersebut.

Dalam Sinyal runtuhnya di perusahaan mulai terlihat pada Rabu (8/3), ketika SVB mengumumkan mereka yang menjual banyak sekuritas merugi. Secara Setidaknya ada US2,5 miliar atau yang senilai Rp38 triliun di saham baru untuk menopang neraca keuangan itu, Hal tersebut memicu kepanikan di antara pemodal perusahaan ventura utama. telah Dilaporkan perusahaan pemodal ke bank untuk melakukan penarikan dana dari SVB.

Esok hari, pada Kamis (9/3) pada nilai saham perusahaan pun telah jatuh, yang menyeret bank-bank lain sudah ikut jatuh. Lalu pada Jumat pagi, di saham SVB sudah dihentikan dan perusahaan ini telah meninggalkan upaya dengan meningkatkan modal atau mencari pembeli tersebut.

Beberapa pada saham bank lain yang juga dihentikan sementara pada Jumat lalu, secara imbas penghentian jualan dari SVB yang seperti First Republic, atau PacWest Bancorp dan Signature Bank, “pada Kondisi SVB telah memburuk secara cepat sehingga tidak dapat untuk bertahan hanya dalam waktu lima jam itu,” tulis CEO Better Markets, dan Dennis M. Kelleher.

Hal ini disebutnya lantaran para deposan sudah menarik uang secara sangat cepat sehingga SVB akan bangkrut dan bank run tidak dapat untuk dihindari, pada Bank run adalah suatu peristiwa yang di mana banyak nasabah secara bersamaan yang menarik dana secara besar-besaran dan sesegera mungkin kepada suatu bank.

Runtuh itu Silicon Valley Bank telah disebabkan secara kenaikan suku bunga

Runtuh itu Silicon Valley Bank telah disebabkan secara kenaikan suku bunga di Federal Reserve yang terbilang pada agresif selama setahun terakhir ini, Ketika untuk suku bunga mendekati nol, maka bank-bank memborong obligasi bertenor dengan panjang secara tampaknya berisiko rendah. Namun itu, ketika The Fed akan menaikkan suku bunga akan melawan inflasi, dalam nilai aset-aset tersebut akan jatuh, membuat bank-bank yang akan menanggung kerugian yang belum direalisasi itu.

Wakil Menteri Keuangan, AS Wally Adeyemo pada hari Jumat secara berusaha untuk meyakinkan publik dalam tentang kesehatan sistem perbankan yang setelah runtuhnya SVB secara tiba-tiba, “Regulator federal yang memperhatikan lembaga keuangan khusus ini dan ketika kami berpikir tentang sistem keuangan secara lebih luas, kami sangat yakin dengan kemampuan dan ketahanan sistem,” kata Adeyemo.

“Regulator federal yang memperhatikan pada lembaga keuangan khusus ini secara ketika kami berpikir tentang sistem keuangan secara lebih luas, kami akan sangat yakin dengan kemampuan dalam ketahanan sistem,” kata Adeyemo.

Kegagalan SVB adalah yang terbesar pada usai Washington Mutual yang bangkrut pada Tahun 2008. pada Saat itu peristiwa kebangkrutan ini telah memicu krisis keuangan secara melumpuhkan perekonomian yaitu selama bertahun-tahun, secara Sejak yang saat itu regulator di AS yang memberlakukan syarat modal akan lebih ketat buat bank-bank dengan memastikan keruntuhan bank yang tidak akan merugikan sistem keuangan atau perekonomian lebih luas.

SVB adalah sebuah bank yang berspesialisasi dengan pembiayaan startup. SVB yang menjadi bank AS terbesar yang ke-16 berdasarkan pada aset”. Pada akhir Tahun 2022, dimana SVB punya aset US$209 miliar yang setara Rp3.232 triliun dan deposito yang sekitar US$175,4 miliar atau setara Rp2.712 triliun.